Pertambahan jumlah penduduk dari hari ke hari perlu diwaspadai,karena dikhawatirkan akan menimbulkan banyak masalah diantaranya masalah ekonomi, dimana terjadi pergeseran pola hidup yang cenderung mengikuti pola konsumerisme, salah satunya adalah berbelanja berbagai jenis barang yang berpotensi menghasilkan sampah.Kesadaran masyarakat mengenai pola hidup bersih dan penanganan sampah yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat di daerah Barru perlu dicarikan alternative secepatnya.Bagaimana sampah hasil rumah tangga dan limbah industri tersebut bisa ditangani dengan baik sebelum menghasilkan dampak yang lebih besar di kemudian hari. Apa sebenarnya itu sampah? menurut Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ekolink, 1996, Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan jenisnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai : a.) sampah organik, terdiri dari bahan-bahan penyusunan tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, atau yang lain. Sampah ini dapat mengalami perubahan atau terurai secara alami (degradable-waste). Antara lain seperti daun-daunan, sisa makanan, sisa tepung, kulit buah, kotoran, dan lain-lain. b.) sampah non organik, berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik, styrofoam, dan aluminium. Sebagian zat non organik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lagi yang lain hanya diuraikan dengan waktu yang sangat lambat dan lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa plastik, kaca, kaleng, styrofoam, dan sejenisnya. Ini disebut juga non degradable-waste. Dilihat dari tempat asalnya sumber sampah yang ada di daerah Barru berasal dari hasil aktifitas-aktifitas kehidupan kota, seperti sampah dari pasar, sampah dari pemukiman, perkantoran, industri, rumah sakit, transportasi, dan lain-lain.
Masalah yang dapat ditimbulkan jika sampah tidak dikelola seperti masalah-masalah lingkungan contohnya got mampet, penyakit menular, hama, dan lain-lain adalah sebagai bentuk pencemaran lingkungan yang sebagian besar diawali dan diakibatkan oleh limbah-limbah yang tidak terurai dengan baik. Penanganan limbah/sampah yang telah dimulai sejak dini/awal yang dimulai dari lingkup kecil rumah tangga/dasa wisma, jelas akan sangat memudahkan dan membantu dalam penanganannya yang lebih luas, mengurangi biaya dan tenaga kerja.Pengelolaan sampah yang kurang mewadahi (pembuangan yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang baik bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang lalat dan anjing yang dapat membawa penularan penyakit. Beberapa alternatif penanganan sampah sebagai berikut : 1.) Sanitary Landfill (Sistem Pengelolaan Sampah Akhir) . Cara ini merupakan metode pembuangan akhir sampah yang sehat, apabila dengan melengkapi TPA yang ada dengan fasilitas pendukung yang memadai dan mengusahakan perlindungan lingkungan yang seksama dalam mencegah pencemaran akibat penimbunan sampah (AMDAL adalah salah satu instrumennya). Pencemaran lingkungan sekitar dikurangi dengan memberikan lapisan kedap air pada dasar landfill, sistem pengumpul dan pengolah air lindu, ventilasi gas, dan tanah penutup harian.
2.) Ekonomi Alternatif. Sampah organik dari pasar berupa sayuran (kobis,slada air,sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan binatang ternak seperti kelinci, kambing, babi, dan juga ayam atau itik. Hal ini sagat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan.
Selain beberapa hal di atas masyarakat juga harus mencoba untuk bergaya hidup ramah lingkungan, antara lain dengan berusaha menerapkan :
a.Recycle, mengolah kembali yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut.
b.Reduce, mengurangi adalah semua bentuk kegiatan atau pola perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah,tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan, jadi konsumsi berdasarkan kebutuhan saja bukannya keinginan.
c.Replace,menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang, upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah. Mengganti kebiasaan menerima banyak kantong plastik belanjaan, dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah, berarti mngurangi potensi menumpukknya sampah kantong plastik di rumah anda sendiri.
d.Refill, mengisi ulang wadah-wadah produk yang dipakai. Beberapa produk menjual juga edisi isi ulang/refill, dengan demikian akan mengurangi potensi menumpuknya sampah wadah produk di rumah.
e.Replant, menanam kembali. Dengan berkreatifitas melakukan pengomposan dan berkebun dipekarangan rumah, dengan menanam juga beberapa pohon perindang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar