Sebuah blog yang berusaha untuk mencoba memberikan pencerahan intelektual dalam ketatnya persaingan hidup terutama dari segi pendidikan dan menggali Potensi lokal dalam mencoba memberdayakan komponen masyarakat dalam pencapaian kehidupan yang lebih maju dalam menghadapi globalisasi di segala sendi kehidupan bermasyarakat.
Rabu, 22 Desember 2010
Kamis, 16 Desember 2010
Sertifikasi guru bukan akhir segalanya
Membahas tentang komunitas dan profesi guru di tanah air tidak pernah selesai. Profesi guru ini bisa dibahas dari berbagai sisi kehidupan. Sejak namanya guru muncul banyak hal-hal menarik yang perlu dikaji termasuk tingkat kesejahteraannya. Guru identik pada zaman dulu dengan profesi yang sekedar cuma penambah penghasilan saja. Bagaimana tidak beberapa fakta berbicara ketika seorang guru nyambi pekerjaan lain semisal tukang ojek, pemulung sampah termasuk yang pernah di film dokumenterkan oleh salah satu televisi swasta tanah air. Kenapa mereka nyambi pekerjaan lain karena kebutuhan mereka tak terpenuhi jika hanya mengandalkan gaji guru saja.
Ironis dan berbanding terbalik dengan profesi yang lain yang sangat tercukupi kebutuhannya. Bukankah mereka dapat tercerahkan berkat jasa dan polesan guru. Guru pun terlena dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasanya itu. Kalau memang mereka tidak bisa diperbaiki tingkat kesejahteraannya,cukuplah apa yang mereka lakukan merupakan amal yang bisa dituai dihari kemudian. Stigma yang melekat itu menjadikan guru sebagai profesi yang terpinggirkan dan selalu di anggap sebelah mata.
Sampai-sampai sang Iwan Fals menggambarkan nasib guru yang bernama Oemar Bakri yang melekat dengan sepeda kumbangnya. Sarana trasportasi paling sederhana dari yang ada di muka bumi. Komsumsi sehari-hari identik dengan makanan yang serba kering,yang paling akrab adalah ikan kering dengan harga murah meriah.
Seiring dengan perjalanan sejarah bangsa ini, ketika krang demokrasi mulai dibuka, keberanian masyarakat menyuarakan pendapat mulai bermunculan. Beberapa kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat mulai dibenahi. Termasuk opini mengenai profesi guru yang terpinggirkan harus diangkat derajatnya demi peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Mengacu pada contoh kongkrit negara Jepang yang sangat terpuruk pasca ledakan bom atom. Mereka dengan cepat bangkit dengan mengedepankan aspek pendidikan dengan sangat memperhatikan tingkat kesejahteraan para gurunya.Guru adalah ujung tombak keberhasilan Jepang sampai sekarang negara ini termasuk raksasa dunia dalam bidang industri.
Sertifikasi Guru yang muncul berkat perjuangan, PGRI para organisasi guru lain dan dosen telah menghantarkan para guru dan dosen kepada tingkat pengharapan kehidupan yang lebih layak. Telah banyak guru-guru yang telah menikmati gaji sertifikasi tahun ini yang notabenenya sebesar gaji pokok. Cukup menggiurkan. Menjadi stimulus bagi bagi tamatan sekolah menengah atas untuk melanjutkan pendidikan di universitas-universitas yang membuka program keguruan. Universitas dan institut keguruan ini bukan lagi merupakan pilihan kesekian dari pilihan yang ada ketika harus menentukan pilihan pada penerimaan mahasiswa baru.
Bagi guru yang telah tersertifikasi ini telah melalui tahapan-tahapan,penyusunan portofolio yang di dalamnya merangkum jenis kegiatan selama menjadi guru dan prestasi-prestasi akademik.Sertifikat-sertifikat yang mendukung dikumpulkan, seminar pendidikan rajin di ikuti walau harus meninggalkan tugas mengajar pada hari itu.Hal seperti ini lumrah ditemui di kalangan pendidik sebelum mereka mendapatkan sertifikat pendidik. Namun kenyataan ini akan berbanding terbalik ketika para guru telah mendapatkan sertifikat pendidiknya. Para guru senior yang telah tersertifikasi menurut pantauan penulis di daerah semangat untuk mengikuti jenis kegiatan yang berhubungan dengan dunia pendidikan tidak sesemangat ketika mereka baru menyiapkan diri untuk tes sertifikasi.Malahan ada yang dengan sinis mengatakan buat apa lagi mengikuti kegiatan-kegiatan itu toh kita telah mendapatkan kesejahteraan ” tunjangan sebesar gaji pokok “.
Hal itu tentu akan berimbas pada penghasilan yang mereka dapatkan. Dimana tunjangan yang mereka terima yang seyogyanya dipakai demi perbaikan pengajaran dan segala sesuatu yang berhubungan dengan profesi pendidik semisal membeli bahan-bahan pelajaran,buku paket tambahan dan biaya akses internet dalam rangka pencarian metode pembelajaran yang cocok sekaligus sharing dengan teman-teman pendidik dari berbagai daerah tentang pendidikan pada milis-milis pendidikan.
Tunjangan yang telah diterima jangan sampai melayang tak berbekas pada aktivitas pendidikan walaupun pada dasarnya pemberian tunjangan oleh pemerintah ini untuk meningkatkan kesejahteraan para guru. Kiranya Tunjangan yang telah diterima ini bisa memberikan sumbangan yang berarti dengan semakin berkreasinya para guru dan berlomba-lomba menjadi guru yang profesional dan bermartabat seperti yang dijamin dalam undang-undang guru dan dosen. Dengan menerima tunjangan sertifikasi semangat untuk menjadi guru yang profesional tidak berhenti sampai disini. Semakin banyak kegiatan yang bertujuan untuk mengasah kreatifitas dan memajukan guru,semakin kita sebagai guru yang telah tersertifikasi harus semakin rajin mengikutinya bukan malah sebaliknya.Tantangan dunia pendidikan kedepan semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman, dan sertifikasi bagi kita bukanlah tujuan akhir tapi hanya sebagai jembatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di tanah air.
Ironis dan berbanding terbalik dengan profesi yang lain yang sangat tercukupi kebutuhannya. Bukankah mereka dapat tercerahkan berkat jasa dan polesan guru. Guru pun terlena dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasanya itu. Kalau memang mereka tidak bisa diperbaiki tingkat kesejahteraannya,cukuplah apa yang mereka lakukan merupakan amal yang bisa dituai dihari kemudian. Stigma yang melekat itu menjadikan guru sebagai profesi yang terpinggirkan dan selalu di anggap sebelah mata.
Sampai-sampai sang Iwan Fals menggambarkan nasib guru yang bernama Oemar Bakri yang melekat dengan sepeda kumbangnya. Sarana trasportasi paling sederhana dari yang ada di muka bumi. Komsumsi sehari-hari identik dengan makanan yang serba kering,yang paling akrab adalah ikan kering dengan harga murah meriah.
Seiring dengan perjalanan sejarah bangsa ini, ketika krang demokrasi mulai dibuka, keberanian masyarakat menyuarakan pendapat mulai bermunculan. Beberapa kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat mulai dibenahi. Termasuk opini mengenai profesi guru yang terpinggirkan harus diangkat derajatnya demi peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Mengacu pada contoh kongkrit negara Jepang yang sangat terpuruk pasca ledakan bom atom. Mereka dengan cepat bangkit dengan mengedepankan aspek pendidikan dengan sangat memperhatikan tingkat kesejahteraan para gurunya.Guru adalah ujung tombak keberhasilan Jepang sampai sekarang negara ini termasuk raksasa dunia dalam bidang industri.
Sertifikasi Guru yang muncul berkat perjuangan, PGRI para organisasi guru lain dan dosen telah menghantarkan para guru dan dosen kepada tingkat pengharapan kehidupan yang lebih layak. Telah banyak guru-guru yang telah menikmati gaji sertifikasi tahun ini yang notabenenya sebesar gaji pokok. Cukup menggiurkan. Menjadi stimulus bagi bagi tamatan sekolah menengah atas untuk melanjutkan pendidikan di universitas-universitas yang membuka program keguruan. Universitas dan institut keguruan ini bukan lagi merupakan pilihan kesekian dari pilihan yang ada ketika harus menentukan pilihan pada penerimaan mahasiswa baru.
Bagi guru yang telah tersertifikasi ini telah melalui tahapan-tahapan,penyusunan portofolio yang di dalamnya merangkum jenis kegiatan selama menjadi guru dan prestasi-prestasi akademik.Sertifikat-sertifikat yang mendukung dikumpulkan, seminar pendidikan rajin di ikuti walau harus meninggalkan tugas mengajar pada hari itu.Hal seperti ini lumrah ditemui di kalangan pendidik sebelum mereka mendapatkan sertifikat pendidik. Namun kenyataan ini akan berbanding terbalik ketika para guru telah mendapatkan sertifikat pendidiknya. Para guru senior yang telah tersertifikasi menurut pantauan penulis di daerah semangat untuk mengikuti jenis kegiatan yang berhubungan dengan dunia pendidikan tidak sesemangat ketika mereka baru menyiapkan diri untuk tes sertifikasi.Malahan ada yang dengan sinis mengatakan buat apa lagi mengikuti kegiatan-kegiatan itu toh kita telah mendapatkan kesejahteraan ” tunjangan sebesar gaji pokok “.
Hal itu tentu akan berimbas pada penghasilan yang mereka dapatkan. Dimana tunjangan yang mereka terima yang seyogyanya dipakai demi perbaikan pengajaran dan segala sesuatu yang berhubungan dengan profesi pendidik semisal membeli bahan-bahan pelajaran,buku paket tambahan dan biaya akses internet dalam rangka pencarian metode pembelajaran yang cocok sekaligus sharing dengan teman-teman pendidik dari berbagai daerah tentang pendidikan pada milis-milis pendidikan.
Tunjangan yang telah diterima jangan sampai melayang tak berbekas pada aktivitas pendidikan walaupun pada dasarnya pemberian tunjangan oleh pemerintah ini untuk meningkatkan kesejahteraan para guru. Kiranya Tunjangan yang telah diterima ini bisa memberikan sumbangan yang berarti dengan semakin berkreasinya para guru dan berlomba-lomba menjadi guru yang profesional dan bermartabat seperti yang dijamin dalam undang-undang guru dan dosen. Dengan menerima tunjangan sertifikasi semangat untuk menjadi guru yang profesional tidak berhenti sampai disini. Semakin banyak kegiatan yang bertujuan untuk mengasah kreatifitas dan memajukan guru,semakin kita sebagai guru yang telah tersertifikasi harus semakin rajin mengikutinya bukan malah sebaliknya.Tantangan dunia pendidikan kedepan semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman, dan sertifikasi bagi kita bukanlah tujuan akhir tapi hanya sebagai jembatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di tanah air.
Langganan:
Postingan (Atom)