A.Pendahuluan
Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materialnya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada dimuka bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat. Pokoknya mempelajari-menelaah-mengkaji sistem-kehidupan manusia dipermukaan bumi ini, itulah hakekat yang dipelajari pada pembelajaran IPS (Nursid Sumaatmaja, 1980 : 10-11). Mata pelajaran pengetahuan sosial di sekolah bertujuan agar siswa mampun mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
Salah satu pembelajaran IPS di sekolah sangat penting, tetapi sampai saat ini sangat menemui banyak kendala.Terutama rendahnya hasil pembelajaran siswa yang dicapai pada setiap ulangan IPS harian pada sekolah-sekolah tertentu.Suatu kewajaran bahwa mata pelajaran IPS banyak materinya dan sangat sedikit waktu/jam pertemuannya sehingga guru tidak dapat menyampaikan secara jelas semua materi yang sudah diprogramkan dalam satu semester,dan untuk meningkatkan hasil tersebut diperlukan alat,sarana dan motivasi yang kuat dari siswa untuk belajar.
Pengajaran yang diterapkan pada masa lampau lebih menekankan kepada metode imposisi yaitu pengajaran dengan cara transfer pengetahuan dari guru kepada siswa yang dianggap penting oleh guru tersebut.Seiring dengan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan maka asumsi tersebut berubah dan faktor siswa sekarang yang menjadi unsur dalam penentu berhasilnya proses pengajaran.Menurut para ahli bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu,dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Murid dapat dipaksa untuk mengikuti sesuatu perbuatan tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan sebagaimana mestinya. Sebagai contoh seekor kerbau dapat digiring ke sungai tetapi tak dapat dipaksa untuk minum.Seperti halnya dengan siswa dapat dipaksakan bahan pelajaran tetapi tidak dapat memaksanya untuk belajar yang sesungguhnya.
B. Pembahasan
1. Tinjauan IPS dan aktivitas siswa
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap (Nasution dkk, ( 1997 : 37). Pembelajaran merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang pelajar, untuk mengerti suatu hal yang sebenarnya tidak diketahui. Seorang yang melakukan kegiatan belajar dapat disebut telah mengerti suatu hal bila ia juga dapat menerapkan apa yang telah ia pelajari. IPS yang diajarkan di sekolah-sekolah baik dasar dan lanjutan terdiri atas bahan kajian pokok yaitu pengetahuan geografi,sosial , sejarah dan ekonomi.
2. Ruang lingkup dan peningkatan aktivitas pelajaran IPS
Ruang lingkup pengajaran pengetahuan sosial di sekolah-sekolah meliputi keluarga, masyarakat setempat, uang, pajak, tabungan, ekonomi setempat, wilayah propinsi, wilayah kepulauan, wilayah pemerintah daerah, negara republik Indonesia. Mengenal kawasan dunia lingkungan sekitar dan lingkungan sejarah. Aktivitas merupakan azaz yang terpenting dalam belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan, tanpa kegiatan tidak mungkin seorang dikatakan belajar (Nasution, 1992 : 68). Aktivitas diperlukan dalam belajar tidak ada belajar tanpa aktivitas (Sardiman, 1992 : 95). Dari dua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kegiatan pembelajaran IPS. Semakin tinggi motivasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran akan semakin mempercapat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Adapun yang dimaksud dengan peningkatan aktivitas dalam hal ini adalah mengupayakan terjadinya perubahan-perubahan pada diri siswa agar mau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran IPS.
3. Nilai motivasi dalam pengajaran IPS
Motivasi,adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi,motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan semisal siswa ingin mendapatkan hadiah maka dia belajar dengan rajin. Fungsi Motivasi,meliputi sebagaia berikut ,Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan.Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan/belajar,Motivasi berfungsi sebagai pengarah,Motivasi berfungsi sebagai penggerak.Secara garis besarnya motivasi menentukan berhasil atau gagalnya perbuatan belajar murid, pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha sungguh-sungguh mencari cara yang efektif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa,dan pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan,dorongan dan minat siswa itu. Pada dasarnya motivasi pada siswa bersumber dari dalam dirinya sendiri(motivasi intrinsik) dan inilah sebenarnya motivasi,kemudian motivasi yang bersumber dari luar situasi belajar siswa tersebut semisal untuk memperoleh ijasah,hadiah dan takut di hukum.
4. Cara menggerakkan motivasi siswa dalam belajar IPS
Untuk meningkatkan pembelajaran IPS di sekolah-sekolah pada dasarnya hampir sama dengan mata pelajaran yang lain tergantung dari kemampuan guru untuk bisa memberikan motivasi karna pada hal ini sasaran guru adalah membantu menimbulkan self motivation pada siswa,walaupun pada dasarnya motivasi bukanlah satu-satunya cara dalam peningkatan hasil belajar siswa. Guru dapat melakukan cara –cara ini sebagai berikut :
a. Memberi penilaian yang objektif,artinya dengan pemberian nilai ini siswa yang mendapatkan nilai baik akan terus termotivasi untuk meningkatkan lagi nilainya.
b. Pujian,berilah pujian kepada siswa atas apa yang yang telah dilakukannya karena pujian menimbulkan rasa senang dan meningkatkan minatnya untuk terus belajar.
c. Kerja kelompok,biasanya dalam satu kelompok timbul rasa untuk menjadi kelompok yang terbaik disbanding kelompok lainnya jadi mereka bersungguh-sungguh dalam belajar.
d. Karyawisata,dengan cara ini siswa akan mendapatkan pengalaman langsung dan bermakna karna tidak terikat dengan suasana kelas yang terasa formal sehingga menyebabkan kegiatan belajar jadi menyenangkan,contoh tempat-tempat tersebut untuk pembelajaran IPS semisal ke situs-situs purbakala.
e. Film bertema pendidikan,Tidak ada salahnya menyajikan film pendidikan kepada siswa,Karena siswa cenderung suka menonton hal-hal yang berbau pertunjukan.
C. Penutup
Faktor siswa sebagai penentu berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. dalam hal ini kapasitas guru sebagai fasilitator sekaligus sebagai motivator dalam interaksi di dalam kelas. Jadi untuk membuat siswa bergairah dalam mengikuti setiap mata pelajaran adalah bagaimana menimbulkan sikap menyenangkan,dan memberikan spirit untuk dapat belajar dengan baik.Pengajaran yang bermotivasi pada intinya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan,dorongan,motif dan minat yang ada pada siswa. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk sungguh-sungguh mencari cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.
Daftar Pustaka
Hamalik,oemar. 2008.Proses belajar mengajar.Jakarta : Bumi aksara
Nasution. 2008. Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar.Jakarta : Bumi aksara
Mursid Sumaatmaja. 1980. Pembelajaran IPS. Jakarta : Deparlemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.